Tuesday 8 September 2015

Apa itu Gaul?

Apa itu Gaul? Gaul adalah kegiatan aktif dalam mencari kesempatan untuk menemukan orang-orang yang menarik untuk diajak membina hubungan. Dalam bahasa sederhana, gaul dapat diartikan berteman dan melakukan kegiatan hal-hal yang menyenangkan.

Siapa sangka, orang berhasil meraih kesuksesan sebagai hasil dari pertemanan. Contoh, seorang fotografer yang punya keterampilan sangat prima dan memahami teknik fotografi tercanggih, sayangnya, dia tidak menemukan alasan untuk maju. Setiap kali ditanya mengapa dia tidak membuat pameran, dia selalu meragukan tentang siapa nanti yang akan datang. Ketika dipaksa untuk membuat daftar kenalan, dia sendiri terkejut karena orang yang dikenalnya ternyata banyak juga. Dan, ketika pameran pun digelar, dia berhasil meraup sukses; banyak permintaan foto, bahkan ada yang mengajaknya bermitra.

Hubungan pertemanan yang mubazir jika kita tidak berusaha untuk menghidupkannya. Namun ketika kita mampu untuk memanfaatkannya, kita akan menemukan begitu banyak pintu yang mengajak kita ke dunia yang lebih luas. Dan itulah kekuatan dari bergaul!

Dalam gaul pun ada kendala yang kita hadapi bersumber dari dalam diri kita, yaitu………
COMFORT ZONE. Mengapa kondisi nyaman tak selalu menguntungkan, malah bisa menjadi kendala dalam pergaulan? Jawabannya adalah kita menjadi cenderung jalan di tempat, tak berani atau malasa membuka hubungan baru, karena kita merasa “sarang” kitalah sedemikian nyamannya.
SIKAP PEMALU. Jika kita tergolong pemalu, ayo ini saatnya untuk berubah. Karena, sikap pemalu adalah salah satu penghambat untuk terjun ke dalam pergaulan.

Ketika anda bergaul ada esensinya, yaitu proses di belakangnya. Gaul adalah proses yang berlanjut dan tidak ada matinya dalam membina hubungan dengan orang lain. Gaul juga berarti menjaga agar hubungan yang terbina akan terpelihara, yang pada akhirnya menguntungkan semua pihak.

Salam anak gaul! :P

Monday 29 June 2015

Sulit Memaafkan Orang Lain?


Kita pasti pernah merasa sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain. Padahal orang tersebut sudah berusaha mengakui kesalahaannya dan meminta maaf kepada kita, disamping itu kita pun mengetahui mengapa orang tersebut melakukan kesalahan. Mengapa hal itu dapat terjadi?

Hal-hal yang membuat kita sulit memaafkan orang lain:

·         Perfeksionis yang tidak sehat : kalau tidak menginginkan kesempurnaan karena alasan yang tidak masuk akal, tidak relevan degan realitas atau hanya karena ego subjektif pribadi, berarti kurang sehat. Kita akan sulit memaafkan. Tapi, kalau kita mengingikan kesempurnaan dengan motif mencari yang lebih bagus supaya hasilnya lebih sempurna dengan mengoptimalkan diri, berarti itu sehat.
·         Jiwa yang sempit : jiwa kita bisa sempit karena pandangan hidup kita tidak luas, atau jiwa kita kurang membuana sehingga kita gampang melihat orang berdasarkan definisi yang kita ciptakan sendiri. Akhirnya, kita susah memaafkan orang lain.
·         Generalisasi kesalahan orang lain : ada orang lain yang dipaksa kekuatan untuk melakukan kesalahan, ada kesalahan yang tidak disengaja, ada kesalahan karena situasi, ada kesalahan yang memang disengaja. Jita kita gagal membedakan ini, kita akan sulit memaafkan orang lain.
·         Egoisme kepentingan pribadi : terlalu menonjolkan kepentingan egoism diri tanpa melihat kepentingan lain atau nilai-nilai lain akan memudahkan kita tidak bisa bertoleransi sehingga sulit juga memaafkan.
*) Sumber: Diolah dari Memaafkan Orang Lain, AN. Ubaedy, www.e-psikologi.com, 2009.

Sebegitu sulitnya kah untuk memaafkan kesalahan orang lain? Alangkah baiknya kita juga melakukan introspeksi diri mengapa kita sulit untuk memaafkan orang lain dan sebegitu keukeuhnya memenangkan argumen kita untuk menyalahkan orang lain sepenuhnya. Semoga referensi di atas dapat membantu teman-teman untuk menyelesaikan permasalahan dengan baik, agar hubungan dengan orang lain tetap terjalin dengan baik :)

Saturday 21 February 2015

"Kenapa sih hidup ini KERAS?"

Good morning everyone! :)

Recently feeling happiness, thanks Allah showering me with his blessing.

Saya ingin sedikit berbagi mengenai realita kehidupan yang belum lama terjadi pada saya, namun sejujurnya saya pun belum memiliki banyak pengalaman mengenai hal ini. Tapi tidak menjadi masalah utama untuk berbagi. Karena usia saya telah menginjak 22 tahun yang baru saja menyadari betapa kerasnya kehidupan ini. Well, setiap orang pasti bertanya pada dirinya sendiri ataupun bertanya kepada orang lain, "Kenapa sih hidup ini keras?".

Ketika kamu menanyakan hal tersebut kepada diri sendiri, selamat! Kamu baru saja menyadari realita kehidupan ini dengan tingkat persentase 25%. Mengapa kamu merasakan kerasnya kehidupan ini? Hal tersebut terjadi karena kamu mengalami suatu kejadian yang kurang menyenangkan dan di luar ekspektasi. Lalu, Apakah selama ini saya tidak hidup? Bukan, bukan maksudnya kamu tidak hidup, namun kamu belum menyadarinya pada saat kemarin. Kejadian yang kurang menyenangkan tersebut baru saja menjadi pengantar untuk membuat kamu lebih menyadari lagi persoalan kehidupan yang keras, menurut persepsi kamu.

Kemudian kamu bertanya kepada orang sekeliling, "Kenapa sih hidup ini keras?". Orang sekeliling akan menjawab, "Ya! hidup ini memang keras, bro". Ketika kamu mengajukan pertanyaan tersebut kepada saya, oke saya akan mencoba menjawab pertanyaan itu. Ya, setiap orang mengingikan kehidupan yang semuanya berjalan dengan mulus. Namun, kita harus membuka mata dan pikiran bahwa dalam kehidupan ini, kita pasti akan menghadapi berbagai rintangan. Itulah proses kehidupan yang harus kita lewati dan tidak bisa dihindari. Mutlak harus kita hadapi! Hal yang menjadikan kerasnya hidup adalah sikap kita merespon hal yang terjadi dalam kehidupan ini. Boleh jadi rintangan yang sedang kita hadapi itu merupakan rintangan awal menuju rintangan selanjutnya. Tidak kebayang bukan, jika rintangan awal saja sudah sulit untuk dilewati bagaimana dengan rintangan selanjutnya. Kemungkinan bisa lebih sulit atau lebih mudah untuk kita lewati.

Sedih dan gundah gulana atau bahasa trendnya saat ini adalah galau yang kita rasakan harus diminimalisir dengan membuka mata untuk bisa menerima apa yang telah terjadi dan berusaha menikmati proses tersebut, kemudian membuka pikiran untuk mengetahui arti kehidupan yang sebenarnya. Percayalah bahwa tidak ada usaha yang sia-sia. Terutama ketika kamu berusaha untuk menjadi seorang pribadi yang lebih baik. Semoga penjelasan saya membantu pemahaman anda mengenai kerasnya kehidupan naik tingkat persentase menjadi 50%.